


Sejarah Madrasah
- Beranda
- Profil

Selamat Datang di Madrasah Aliyah Negeri Buleleng
MAN Buleleng, berdiri sejak 1991 di Buleleng, Bali, adalah sekolah menengah atas negeri yang berkomitmen pada pendidikan berkualitas, menggabungkan keunggulan akademik, karakter, dan nilai agama. Secara konsisten menghasilkan lulusan berprestasi dan berakhlak mulia, MAN Buleleng terus beradaptasi dengan perkembangan zaman, menjadikannya pilihan utama bagi siswa yang ingin meraih kesuksesan.
Sejarah Singkat MAN Buleleng
MAN Buleleng, yang terletak di Buleleng, Bali, adalah sekolah menengah atas negeri yang memiliki sejarah panjang dan membanggakan. Didirikan pada tahun 1991, MAN Buleleng telah menjadi bagian penting dari perjalanan pendidikan di Kabupaten Buleleng. Sejak awal berdirinya, sekolah ini memiliki komitmen yang kuat untuk memberikan pendidikan berkualitas yang tidak hanya fokus pada akademik, tetapi juga pada pengembangan karakter dan nilai-nilai agama.
MAN Buleleng tidak hanya dikenal karena kualitas pendidikannya yang tinggi, tetapi juga karena kontribusinya dalam mencetak generasi muda yang berprestasi dan berakhlak mulia. Sekolah ini telah melahirkan banyak alumni yang sukses di berbagai bidang, baik di tingkat daerah maupun nasional. Kesuksesan ini tidak lepas dari dukungan fasilitas yang memadai, lingkungan belajar yang kondusif, dan tenaga pendidik yang kompeten dan berdedikasi.
Seiring berjalannya waktu, MAN Buleleng terus beradaptasi dengan perkembangan zaman. Sekolah ini secara konsisten memperbarui kurikulum dan metode pengajaran untuk memastikan bahwa siswa mendapatkan pendidikan yang relevan dan sesuai dengan kebutuhan zaman. Selain itu, MAN Buleleng juga активно mendorong siswa untuk mengembangkan minat dan bakat mereka melalui berbagai kegiatan ekstrakurikuler.
MAN Buleleng bukan hanya sekadar tempat belajar, tetapi juga rumah bagi komunitas yang solid dan peduli. Nilai-nilai kebersamaan, toleransi, dan saling menghormati sangat dijunjung tinggi di sekolah ini. Hal ini menciptakan lingkungan yang positif dan mendukung perkembangan siswa secara holistik. Dengan sejarah yang kaya dan komitmen yang kuat untuk terus berinovasi, MAN Buleleng tetap menjadi salah satu pilihan utama bagi siswa yang ingin meraih pendidikan berkualitas dan mempersiapkan diri untuk masa depan yang sukses.
Masa Perjuangan dan Terbentuknya MA Nurul Ulum (1988-1990)
Pada akhir 1980-an, Kecamatan Gerokgak, khususnya di bidang pendidikan agama, mengalami perkembangan signifikan dengan berdirinya lembaga-lembaga Madrasah di tingkat Ibtidaiyah dan Tsanawiyah. Meskipun demikian, masyarakat setempat menyadari bahwa perjalanan pendidikan bagi para siswa lulusan MTs (Madrasah Tsanawiyah) belum sempurna tanpa adanya jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Keberadaan Madrasah Aliyah (MA) sebagai kelanjutan pendidikan agama sangat dirasakan sebagai kebutuhan yang mendesak, terutama untuk melengkapi rantai pendidikan Islam di daerah tersebut.
Keinginan untuk mendirikan MA datang dari panggilan suci dan luhur hati nurani para tokoh masyarakat dan cendekiawan di Kecamatan Gerokgak. Mereka melihat adanya urgensi dalam menyediakan wadah pendidikan yang berkelanjutan bagi para lulusan MTs yang ingin mendalami ilmu agama di tingkat yang lebih tinggi. Inisiatif ini dilandasi oleh berbagai pertimbangan rasional, antara lain:
-
Luas wilayah Kecamatan Gerokgak : Kecamatan ini merupakan salah satu yang terluas di Kabupaten Buleleng, namun belum memiliki lembaga pendidikan setingkat Madrasah Aliyah;
-
Keterbatasan akses pendidikan : Banyak lulusan MTs dan SMP yang tidak memiliki pilihan melanjutkan pendidikan, kecuali ke PGAN Negara yang jaraknya cukup jauh dari Gerokgak. Kondisi ini menjadi penghalang bagi sebagian besar siswa yang ingin terus belajar;
-
Jumlah umat Islam yang besar : Dengan populasi umat Islam yang signifikan di Kecamatan Gerokgak dan sekitarnya, terdapat potensi besar untuk mendirikan dan menopang keberadaan MA tanpa kekhawatiran kekurangan siswa;
-
Dukungan dari berbagai lembaga dan tokoh masyarakat : Banyak lembaga dan tokoh lokal yang siap mendukung serta membantu dalam mengembangkan Madrasah Aliyah, baik secara moral maupun material;
-
Ketersediaan tenaga pendidik : Sumber daya manusia di wilayah ini juga memadai, dengan banyaknya individu yang siap menjadi pengajar dan staf pendukung di Madrasah Aliyah.
Pada Februari 1988, setelah diskusi panjang dan penuh harapan, para tokoh masyarakat dan cendekiawan di Kecamatan Gerokgak sepakat untuk mewujudkan impian ini dengan mendirikan Madrasah Aliyah di Desa Patas. Komitmen ini tidak hanya sebatas wacana, melainkan diwujudkan dengan langkah nyata. Tepat pada awal tahun ajaran baru 1988/1989, yaitu pada tanggal 18 Juli 1988, Madrasah Aliyah tersebut mulai menerima siswa baru dengan jumlah awal 57 orang. Mereka tercatat sebagai angkatan pertama yang dikenal sebagai As Shabiqul Awal.
Puncak dari proses pendirian ini terjadi pada 13 Agustus 1988, bertepatan dengan 1 Muharram 1409 H, ketika Madrasah Aliyah ini secara resmi diresmikan dengan nama Madrasah Aliyah Nurul Ulum (MANU). Acara peresmian diadakan di halaman MI Mihtajul Ulum Patas dan dihadiri oleh berbagai tokoh penting, di antaranya Kabid Kelembagaan Agama Islam Kanwil Departemen Agama Provinsi Bali, Bapak Ramlan BA; Ketua MDI Provinsi; Kasi Kelembagaan Agama Islam Kandepag Kabupaten Buleleng, Khaliq Hasan BA; serta tokoh masyarakat setempat. Momentum ini tidak hanya menjadi titik awal perjalanan MA Nurul Ulum, tetapi juga menandai langkah besar dalam upaya pengembangan pendidikan Islam di Kecamatan Gerokgak.
Pada saat itu Madrasah Aliyah Nurul Ulum dikelola oleh Badan Pengurus dengan susunan sbb :
Penasehat :
-
Hasanusi
-
Sanusi
Badan Pengurus :
Ketua |
: |
Abdullah Latief |
WK Ketua I |
: |
Muh. Zaki |
WK Ketua II |
: |
M. Anwar |
Sekretaris |
: |
Amar Ma'ruf |
Bendahara |
: |
Abdul Hayat |
Pembantu |
: |
|
Susunan Pimpinan Madrasah Aliyah Nurul Ulum (MANU) Patas Tahun 1988-1991:
Kepala Madrasah |
: |
Drs. Nadri (Alm) |
Wakil Kepala |
: |
Drs. M. Rifai |
Bidang Administrasi |
: |
Ahmad Syamsi |
Masa Pembinaan dan Penegerian (1990-1991)
Setelah MA Nurul Ulum berdiri, tantangan yang lebih besar mulai muncul. Mendirikan lembaga pendidikan adalah langkah awal yang penting, tetapi mempertahankan dan mengembangkannya memerlukan usaha yang lebih intens. Pada masa pembinaan ini, para pendiri, pengelola, dan seluruh elemen yang terlibat di MA Nurul Ulum bekerja keras untuk menjaga kelangsungan pendidikan dan menghadapi berbagai tantangan yang ada. Masalah kekurangan sarana dan prasarana menjadi hal yang cukup menonjol, namun hal ini tidak menyurutkan semangat juang mereka.
Dengan niat suci dan keyakinan kepada Allah SWT, mereka terus berjuang untuk memelihara dan mengembangkan MA Nurul Ulum agar bisa memberikan pendidikan yang berkualitas. Seluruh elemen, baik dari guru, siswa, orang tua, maupun masyarakat, bersatu dalam semangat kebersamaan dan gotong royong. Semangat ruh jihad menjadi landasan utama dalam setiap upaya mempertahankan keberadaan lembaga ini. Meski menghadapi berbagai kesulitan, mereka terus berjuang untuk menjaga kualitas dan keberlanjutan pendidikan di MA Nurul Ulum.
Pada tahun 1990, harapan besar muncul dengan mulai dirintisnya proses penegerian Madrasah Aliyah Nurul Ulum. Penegerian ini dianggap sebagai langkah strategis untuk memastikan bahwa lembaga ini dapat terus berkembang dan memberikan manfaat lebih luas bagi masyarakat. Penegerian bukan hanya sekadar status, tetapi juga harapan bahwa Madrasah Aliyah ini dapat memiliki dukungan yang lebih kuat, baik dari segi finansial maupun operasional.
Pada periode ini Badan Pengurus Madrasah Aliyah Nurul Ulum menjadi penggerak utama dalam mempertahankan exsistensi keberadaan MANU dikelola oleh :
Ketua |
: |
Hasanusi (Alm) |
WK Ketua I |
: |
M. Lukman ZA |
WK Ketua II |
: |
Drs. M. Rifai |
Sekretaris |
: |
Moh. Zaki |
Bendahara |
: |
Moh. Isa |
Bendahara I |
: |
Abdul Wahid |
Bendahara II |
: |
AMoh. Masykur |
Pembantu |
: |
|
Pada akhirnya, kerja keras dan semangat juang membuahkan hasil, ketika syarat utama untuk menjadi madrasah negeri, yaitu tersedianya lahan seluas 50 are, akhirnya terpenuhi. Tantangan ini tidak mudah, namun berkat semangat gotong-royong dan dukungan penuh dari seluruh masyarakat yang peduli terhadap masa depan pendidikan Islam di Kecamatan Gerokgak, usaha pengadaan lahan berhasil direalisasikan.
Perjuangan ini bukan hanya sekadar proses administratif, tetapi juga bentuk komitmen kuat dari para pendiri, pengurus, guru, serta masyarakat yang berharap agar lembaga pendidikan ini menjadi lebih kokoh dan berkembang di bawah naungan pemerintah.
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 137 Tahun 1991, yang ditandatangani oleh H. Munawir Syadzali, yang dikirim a.n. Sekjen melalui Kepala Biro Umum (Djanan Rasyid) Nomor: B.VII/HK.00.5/3785/1991 tanggal 25 Juli 1991, Madrasah Aliyah Nurul Ulum (MANU) secara resmi dinyatakan sebagai Madrasah Aliyah Negeri, sekaligus mengukir sejarah baru sebagai Madrasah Aliyah Negeri pertama di Provinsi Bali.
Seiring perubahan reformasi birokrasi di Indonesia, organisasi dan tata kerja Kementerian Agama mengalami perubahan termasuk madrasah di Provinsi Bali, melalui Keputusan Menteri Agama Nomor 666 Tahun 2016 Madrasah Aliyah Negeri Patas berubah menjadi Madrasah Aliyah Negeri Buleleng.
Periode Penegerian dan Perkembangannya.
Sejak berdirinya MA Nurul Ulum sampai Madrasah Aliyah ini dinegerikan telah terjadi beberapa kali perubahan unsur pimpinan yang terinci dalam unsur Kepala Madrasah dan Pimpinan.
Setelah dinegerikan Madrasah Aliyah Negeri Buleleng telah delapan kali terjadi pergantian kepala dan beberapa unsur pimpinan dengan kemajuan – kemajuan yang diraih dan perkembangannya yang terjadi dari masa ke masa.
Unsur pimpinan Kepala Madrasah telah terjadi 12 kali pergantian dengan urutan sebagai berikut :
No | Nama | Masa Jabatan | Keterangan |
---|---|---|---|
1 |
Drs. Nadri |
1988-1990 |
MA Nurul Ulum |
2 |
Husnan Ahmad, S. Ag |
1991-1996 |
MAN Patas |
3 |
Khaliq Hasan, S. Ag |
1996-1997 |
MAN Patas |
4 |
Multazam, S. Ag |
1997-1999 |
MAN Patas |
5 |
Drs. Muchtarom, S. Ag |
1999-2001 |
MAN Patas |
6 |
Drs. Sunarto |
2001-2002 |
MAN Patas |
7 |
Drs. Moeh Shaleh |
2002-2004 |
MAN Patas |
8 |
Drs. Achmad Yani |
2004-2009 |
MAN Patas |
9 |
Drs. Mohamad Syafii, MM |
2009-2014 |
MAN Patas |
10 |
H. Moh. Anwar. S.Pd, M.Pd |
2014-2016 |
MAN Patas |
11 |
Fatahul Bahri, S.Ag., MA |
2016-2017 |
MAN Buleleng |
12 |
Dr. Markhaban, S.Pd., M.Pd.I |
2017-Sekarang |
MAN Buleleng |